Monday, July 19, 2004

Hari ini hari pertama gue di reportase. Langsung di kasih liputan malem. Wah manusia kalong nih jadinya, malem kerja, siang bobo. Tadi abis liputan penutupan prj. Eh gue agak ragu deh. kayaknya namanya bukan prj tapi jakarta fair. hihihi bodo ah. belum terbiasa bikin naskah dengan cepat nih, jadinya bengong di depan komputer lumayan lama. hmmm tadi wawancara sama sutiyoso. Tapi soundbitenya gak gue masukin. abis garing. Lagi-lagi... ditawarin amplop sama panitia... kenapa sih, nawarin yang begitu menggiyurkannya tapi kita gak bisa (ato gak boleh?)menerimanya.

Wednesday, July 14, 2004

Trans Tv, pukul setengah dua belas malam. Masih disini, menanti pergantian angka-angka perolehan suara capres. Perasaan gue sekarang? tidak menentu. Masih bertanya-tanya, kenapa gue dikasih tugas sebagai pa newsticker, kenapa gak liputan. Terus, akan kemana gue setelah tanggal 26, saat newsticker berakhir. Yah biar saja waktu yang menjawab (soundbite narsum lacak yang gue denger barusan pas gue lagi main di ruang editnya lacak).

* Make everyday is a happy day...
* Have a positive thingking...
Sering mendengar kata-kata diatas?
Do it guys, and you will have a very beautifull life!


Sunday, July 11, 2004


1. SBY-Kalla........ 30.337.647... 33,55 %
2. Mega-Hasyim...... 23.700.422... 26,21 %
3. Wiranto-Sholah... 20.107.113... 22,24 %
4. Amien-Siswono.... 13.477.901... 14,91 %
5. Hamzah-Agum...... 2.801.657... 3,10 %

Ini hasil sementara pemilu presiden putaran pertama. setelah program interogasi dinyatakan wafat setelah dua bulan lamanya koma, gue diputuskan untuk jadi pa newsticker. Apa sih newsticker? itu tuh pesan berjalan di bagian bawah layar. Isinya? ya liat situasi. kalo lagi musim pemilihan presiden kayak sekarang, isinya jumlah suara yang udah didapet capres dan cawapres. sempet sih pengen usil ngeganti pesennya, misalnya kirim kirim untuk si anu... i miss u.. kalo gak.. selamat makan siang..ato apa kek. hehehe kalo gue kirim ke bapak yang satu itu... gimana ya...*menghayal* :)

Timbangan badan udah melampaui batas logika gue nih. Kesadaran itu mulai muncul saat gue jadi talent lacak! rabu lalu. Sebagai korban pembunuhan yang profesional, gue dengan khusuk berbaring di lantai yang dingin, dilumuri darah. Sang polisi gadungan pun muncul. Jangkung dan Cwibo, si polisi siap memeriksa tkp. Sayangnya, mereka bukan polisi beneran. Pada saat kamera roll on, seharusnya gue yang berperan sebagai mayat, harus menghayatinya alias tidak boleh bergerak apalagi ketawa. Namun apa yang terjadi, gue malah tertawa terbahak-bahak. Masa' mereka nyebut gue MAYAT BENGKAK...mayat yang udah berhari-hari gak ditemuin orang... terus ada yang bilang "ini mayat yeti nih bukan mayat manusia" . Terpaksa deh gue nahan-nahan ketawa sepanjang scene demi mendengar komentar-komentar mereka. Dasar polisi gadungan!