Saturday, August 28, 2004

"Mba Yunita n team!! thank you for d team work yach! slm bwt mba yasmin... maap, klo ad salah2 kate..:p btw tx! oia, bsk kita ad lat terapi, mo ikutan ga?..."

Sms ini dikirim dari icha, salah satu mantan pecandu narkoba. Dialah yang beberapa kali membantu kita meliput program 'aku mau sembuh'. Orangnya ramah, dan selalu tersenyum. entah kenapa, setiap kali aku membaca sms ini, membuatku jadi bersemangat.

Wednesday, August 25, 2004

Tembakan Mengejutkan


Parto menembakkan senjata api peluru karet setelah kesal dengan wartawan infotainment. Waktu denger berita itu, jadi inget liputan di lampung bulan juli lalu. Bersama Nova, kameramen, gue ditugasin sama program interogasi untuk ngeliput berita krimninal di lampung. Gak hanya itu, gue juga meliput salah satu mantan (katanya udah mantan, tapi....) preman terkemuka di Lampung. Namanya Hengky Malonda. Seorang pria usia 33 tahun berbadan tinggi kekar. kalau dilihat dari penampakannya, ni mantan preman termasuk pria yang wealthy. Kemana-mana dengan mengendarai moge alias motor gede merk bmw yang mengkilat abiz. Rumahnya yang besar diisi oleh seorang istri cantik dan tiga anaknya, smelser, baretha. Nama-namanya disesuaikan dengan jenis pistol kesukaannya. Ya... mantan preman satu ini emang punya hobi mengumpulkan berbagai jenis senjata. Mulai dari pedang, panahan untuk berburu dan senjata api seperti pistol dan senapan.

Berburu juga termasuk hobinya. Ngomong-ngomong soal pistol, hhhhh gak bakal lupa deh akan hari itu. Hari itu adalah hari pertama gue dan nova untuk bertemu dengan sang narasumber. Hengky malonda, akan kami liput untuk dibuat profilnya sebagai mantan preman. Bagaimana kehidupan premannya dulu, dan bagaimana akhirnya dia insyaf dari kepremanannya.

Ngobrol panjang lebar di sebuah kafe kalangan menengah atas di bandar lampung. Sugi, koresponden yang menemani kami secara tidak sengaja melihat benda yang sengaja diletakkan di pinggang hengky. "Bang, itu pistol jenis apa bang? tiap hari bawa nya?" Pertanyaan spontan sugi demi melihat benda mematikan itu nemplok di tubuh hengky. Secara, dia itu duduk pas plek disamping si (mantan) preman. Tapi, pertanyaan sugi tidak dijawab dengan perkataan, melainkan dengan satu tembakan ke udara. Doooorrr. Kaget, panik. Semua mata di dalam kafe memandang ke arah kami. Gue si takutnya tiba-tiba polisi dateng. gak enak juga kan jadi situasinya. Tapi hal yang gue bayangkan tidak terjadi. Si hengky dengan bangganya menjelaskan, bahwa dia emang tiap hari bawa ni pistol. " Ya.. yang namanya kerja di bidang keamanan emang harus bawa-bawa ini terus". Hmmmm pistol adalah benda yang berbahaya, dan bisa mematikan. Untuk memilikinya, orang pun harus memenuhi syarat-syarat yang panjang, selain harganya itu mahal banget bok. Jadi tidak setiap orang yang bisa memilikinya. Tapi ini, dipengang oleh seseorang yang dengan gampangnya menembakkan peluru hanya untuk sekedar pamer. hhhh what a world.



Ini foto adikku masih kecil....





bandingkan.... ini dia ketika besarnya...

Monday, August 23, 2004

"Makasih ya Mbak"
Kata itu yang terus diucap ke empat orang setengah baya yang kutemui sore itu.
Tiga laki-laki, satu wanita. Pakaian mereka rapi, layaknya sehabis menghadiri acara resmi. Keempatnya berpegangan erat seakan tak mau lepas. Jalan raya yang ramai dengan kendaraan lalu lalang seakan tak mereka indahkan. Gak takut ketabrak tuh orang, pikirku dalam hati. Gerak-geriknya kebingungan, tak tahu hendak kemana. Kemudian baru kuketahui, ternyata empat orang itu buta, setelah melihat atribut kacamata hitam dan tongkat alumunium yang dapat dilipat menjadi 4 sehingga ukurannya jadi lebih pendek.
"Kemana pak?" tanyaku
"Saya mau ke kebonjeruk, naik M 11," kata salah seorang yang berdiri dikananku, penuh semangat.
"Kalau saya ke tanah abang mbak, naik M 09," seru si bapak berkemeja cokelat.
"oke, aku antar yang ke kebon jeruk dulu ya" kebetulan, mikrolet jurusan kebonjeruk baru saja melintas.
Fiuh...lega.. setelah tiga orang yang menurutku sudah nenek dan kakek itu menghempaskan pantatnya ke dudukan mikrolet.
"Makasih ya mbak", mereka berteriak....
O iya satu orang lagi. Kusebrangi perempatan slipi yang macet, berjibun mikrolet mangkal. Kulihat seorang pria berkacamata hitam berdiri dipinggir trotoar.
"Kalau bapak, mau ke tanah abang kan"
"oh.. iya mbak.. iya..," katanya sambil tersenyum. Senyum indah, yang mungkin tak pernah dilihatnya seumur hidup.
Kusebrangi zebra cross perempatan slipi. Sebuah angkot M09 berhenti tepat didepan kami.
"Pak, ayo naik, ini mikroletnya"
"oh.. makasih mbak.. makasih," sekali lagi dia tersenyum..
Sore itu mendadak begitu indah. Sudah lama aku tidak merasa sebahagia ini. Seharusnya aku yang berterima kasih, bukan mereka...

Thursday, August 05, 2004

my ex has married....................

From: ****
Date: Fri Jun 18, 2004 8:56 am
Subject: Mohon do'a restu

Assalamu'alaikum Wr Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah. Sudah lama sebenernya saya ingin menulis disini tetapi baru sekarang tercapai.
Saya cuma ingin menginformasikan, kemudian mengundang dan mengharapkan kedatangan teman-teman penghuni **** khususnya Angkatan 96-98 mungkin yang masih kenal dengan saya untuk menghadiri pernikahan saya (**** ** 97) dengan ****(****98), pada tanggal 1 Juli 2004 jam 13.00.Meskipun tempatnya jauh....di ****(alamat persisnya di Rumah orangtua **** di Jl. ****)....saya tetap mengharapkan
kedatangan teman-teman semua. Mohon ma'af saya tidak bisa mengupload undangan resminya tapi kalau ada yang berniat datang akan dipandu sampai tujuan.
Kami juga mohon do'a restu agar kami bisa membentuk keluarga yg sakinah, mawaddah, dan rahmah.

wassalam,

****-****

NB.
Temen-temen ex-****mohon ma'af saya tidak bisa mengundang satu persatu



Monday, August 02, 2004